Taukah bahwa aku sangat merindukanmu?
Menginginkanmu seperti dahulu saat kita bersenda gurau bersama?
Membawa kenangan keujung dunia, seakan kitalah yang paling bahagia di dunia ini?
Mengangankan cita-cita kita?
Mengingatkan satu sama lain? Aku masih ingat ketika aku kembali “jatuh cinta” kepada seorang lelaki.
Dan kau menegurku “Ukhti? Cinta sebelum pernikahan itu haram hukumnya… Kala itu aku marah, tetapi ketika aku tersadar aku mengingat betapa beruntungnya aku mempunyai sahabat sepertimu yang selalu mengingatkan kesalahan2ku. Betapa bahagianya aku memiliki sahabat seperti mu….
Juga sama ketika aku tertimpa musibah, Alhamdulillah kau selalu ada disampingku untuk menghiburku, memberiku nasehat yang menentramkan jiwaku seakan aku lupa dengan apa yang baru saja menimpaku. Dan aku bersyukur memilikimu….
Pernah kita berazzam untuk saling mengingatkan, meneguhkan, mencintai karena Allah “Ukhibbukifillah ya Ukhti” dan watawasaubilhaq watawa saubissabr…. Walaupun nanti kita harus berpisah untuk menjalani hidup kita masing2… aku dengan jalanku sendiri dan kau dengan jalanmu sendiri. Namun kita tetap mengingat satu sama lain.
Tapi kini, semua itu hanya kenangan saja, seakan kau lupa pada janjimu dan tak ingin mengenalku lagi…. ingatlah wahai kawan, aku siap kau butuhkan baik kau suka maupun duka. aku siap untuk menjadi hamburan tangis bahagia maupun sedihmu…. Aku taua sekarang kau bersedih… tetapi tolong jangan kau pendam kesedihanmu sehingga aku pun ikut dalam larut sedihmu.
tersenyumlah kawan… tunjukkanlah pada dunia bahwa kita mampu…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar