Padang Yarmuk masih membara, debu padang pasir bertebaran, kuda-kuda perang berlarian ketakutan, pedang-pedang kesatria berkilauan. Lawan kawan bercampur baur di tengah medan pertempuran. Teriakan takbir berkumandang, disusul erangan kematian para prajurit perang. Di tengah kecamuk perang, Heraklius sang Kaisar Romawi, bertindak sebagai pemimpin pasukan besar itu, melarikan diri ke Constantinople (Istanbul sekarang). Tinggallah para pasukan Romawi tanpa pimpinan dan tanpa komando. Mereka kocar kacir, dan sebagian melarikan diri ke Damascus, Antokiah dan ke Caesarea.
Dua sahabat itu, Argenta dan Margiteus terpisah. Margiteus tertawan oleh pasukan Khalid, sementara Argenta lari ke Antokiah. Perang usai dengan kekalahan di pihak pasukan Romawi. Mereka kehilangan 50,000 orang tentaranya.Di Antokiah, Argenta terkejut mendapatkan surat dari sahabatnya Margiteus. Bukankah Margiteus sudah di tawan di Padang Yarmuk ? dan di bunuh oleh pasukan Khalid bin Walid panglima Islam yang gagah perkasa itu ?
Namun ada satu penggal kalimat dalam surat itu menyentuh qolbu Argenta ;
Argenta,
Kita tetap sahabat. Agamaku tidak memutuskan rasa kasihku kepadamu. Kau tetap seorang sahabat yang akan ku kenang selagi hayat ini di kandung badan. Cuma aku harap persahabatan ini lebih manis kiranya dapat kau membuka hatimu menerima hidayah-Nya. Semoga Allah menemukan kita, sahabat.
Wassalam.
Margiteus
Margiteus telah menjadi muslim dan mendapatkan kemerdekaan dan hak yang sama dengan muslim lainnya. Ia bergabung dengan pasukan Islam di bawah komando Khalid bin Walid sahabat Rasulullah.
Argenta geram dan mencabik-cabik surat itu. Sahabat sejatinya berbelot dan mendukung musuh Kaisar Romawi. Argenta mengepalkan tinju dan marah karena egonya. Sementara sebenarnya cahaya kebenaran itu mulai merasuki jiwanya yang fitrah.
Pasukan Islam terus merangsek sampai ke kota Homs, Balbek, Aleppo dan terakhir ke Antokiah. Dua sahabat ini bertemu lagi di Antokiah, namun bukan dalam satu barisan. Keduanya bertarung di bawah panji yang berbeda. Argenta dibawah panji penjajah kekaisaran Romawi dan Margiteus di bawah panji cahaya Islam.
Keduanya terlibat duel satu lawan satu. Argenta terus memburu ingin segera menamatkan riwayat Margiteus, sementara Margiteus tetap menghindar dan bertahan, sembari menyeru Argenta sahabatnya agar masuk Islam. Dan pedang itupun merobek perut Margiteus, darah segar mengalir ke tanah. Argenta terpaku, ada rasa penyesalan dihati dan cahaya kebenaran itupun kembali merasuki. Hingga keputusan itu diambilnya secara elegan, maka ia berseru ;
“Sungguh Margiteus. Aku bersumpah dengan nama Tuhanmu. Aku beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, Muhammad. Apakah aku akan membohongi diriku lagi di saat kau begini ?”
Margiteus tersenyum haru melihat sahabatnya Argenta. Tersenyum penuh kemenangan setelah berhasil mengajak sahabatnya beriman kepada Allah dan Rasul-NYA. Inikah arti sebuah persahabatan ??. Dan ia pergi ‘tuk ke Surga dalam pelukan Argenta.
Isak tangis Argenta membuncah melepas kepergian sang sahabat sejati.
http://cvaristonkupang.com/2015/12/20/bagaimana-cara-menciptakan-keluarga-bahagia-how-to-create-a-happy-family/
BalasHapushttp://cvaristonkupang.com/2015/12/20/bagaimana-cara-menciptakan-keluarga-bahagia-how-to-create-a-happy-family/
BalasHapus